Februari 18, 2025

“Air Mata Darah” Tumpah Di RSUD Kabanjahe

0
IMG_20200815_104707

Kabanjahe | KABAR BERANDA – Air mata darah sedang menetes di kelopak mata para perawat dan tumpah di RSUD Kabanjahe. Mereka para tenaga medis sebagai pelayanan kesehatan bagi publik dimasa pandemi Covid-19 ini, diperlakukan tidak secara manusiawi, hak mereka dicabik cabik. Betapa tidak, tenaganya diperlukan, diharuskan bekerja ekstra, tapi haknya dikebiri. Jumat (14/8) kemarin para pahlawan kesehatan itu mogok kerja. Mereka minta agar para pejabat di RSUD Kabanjahe diperiksa karena bertindak tak adil 

Aksi mogok juga dipicu adanya permasalahan di dalam internal RSUD yang sampai saat ini tidak ada penyelesaian dari pihak pimpinan RSUD. Para pejabat RSUD tertawa cekikikan diantara luka para medis.

Perawat meminta kejelasan tentang hak petugas ruang isolasi COVID-19 dan mempertanyakan masalah uang BPJS, uang lelah, uang insentif, uang daya tahan tubuh untuk jaga malam. Semua yang berkaitan dengan uang harus segera diselesaikan. Uang uang itu tak jelas juntrungannya, disebut sebut “dipoklek” oknum oknum yang berkompeten di RSUD.

Lelah menahan ketidak Adilan serta soal tidak mengucurnya uang lelah dalam penanganan Covid-19, memaksa para perawat berdemo. Selama ini mereka diam, kelamaan timbul jengkel dan keberanian untuk melawan. “Sakit kali perasaan kami,  sepertinya kami cuma sebagai ujung tombak tapi hak hak kami malah dimakan oleh oknum oknum serakah di RSUD. Bukan lagi air mata yang keluar tapi sudah darah. Bukankah sudah ada dana bantuan kepada RSUD Kabanjahe dalam penanganan Covid-19 sebesar Rp 3,3 miliar ?, kenapa masih tega memotong hak kami yang cuma secuil ? ini yang kami tangisi”  ujar perawat ini saat ditemui KABARBERANDA kemarin. 

Bupati Karo sepertinya tak mampu berbuat banyak, ia hanya minta agar pihak Direktur RSUD menyelesaikan secara bijak. Pun demikian kekesalan para perawat sedikit teredam meski hanya sebatas anjuran yang terdengar.  Bupati Terkelin Brahmana menemui mereka di ruang rapat Aula RSUD Kabanjahe usai mereka berorasi,  didampingi Wakapolres Tanah Karo, Bupati minta  untuk ke depan Direktur RSUD bertindak secara transparan, apa hak perawat berikan, jangan ada yang mempermainkan. “Bagi saya tidak mentolerir apabila ada oknum yang nakal. Saya beri waktu seminggu untuk menyelesaikan dan merealisasikan tuntutan paramedis ini” tegas Terkelin.

Usai rapat mediasi dilakukan perawat kembali bekerja meski rasa dongkol yang sudah terpendam lama tak bisa mereka tutupi. Hanya ada satu harapan,  semoga manajemen Rumah Sakit milik Pemda Karo itu menepati janji. Jangan lagi ada dusta yang tersembunyi. 

Direktur RSUD Kabanjahe dr Arjuna Wijaya yang coba dikonfirmasi prihal keluhan perawat, belum bisa ditemui. Dihubungi Via Watshap juga tak berjawab. (Coks)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *