“Amis” Korupsi Menyengat Di Proyek Air Bersih Siosar.
Tanah Karo | KABARBERANDA – Pembangunan air bersih yang diperuntukkan bagi pengungsi Sinabung hingga kini terbengkalai. Proyek yang menghabiskan anggaran puluhan miliar rupiah ini berada di pemukiman Siosar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Ada aroma “amis” korupsi yang menyebar, ada dusta yang teramat besar di sana.
Pantauan tim media yang turun ke lokasi di tengah hutan belantara Deleng Sibuaten menuju pemukiman pengungsi pekan kemarin, terlihat jelas ada ketidak jujuran yang dipertontonkan. Jarak tempuh dari pemukiman ke lokasi sumber air sekitar 8 km berjalan kaki. Puluhan pipa besi berdiameter 10 cm ditemui menumpuk di pinggir anak sungai, dibiarkan tan dipasang ke bak penampungan utama. Saat kran pembuangan air dibuka, pada sekitar tumpukan pipa besi tidak ada air yang keluar.
Dua pekerja yang ditemui di lokasi pemasangan pipa membenarkan pembangunan air minum untuk pengungsi Sinabung di Siosar sejak tahun 2019 belum selesai. Ditanya apa penyebabnya, mereka mengaku tidak tahu persis.
Pekerja banyak yang memilih pulang karena ketidak jelasan status. “Sudah banyak pekerja yang pulang karena tak jelasnya proyek ini” ujar mereka. Tak jauh dari tumpukan pipa, tampak pondok para pekerja. Tapi saat ditinjau, tidak seorang pun ditemui di pondok itu.
Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu mengakui pembangunan sumber air besih itu belum selesai. Menurutnya dana bersumber dari hibah BNPB 2019 yang ditampung dalam APBD Karo 2019.
“Anggarannya hibah dari BNPB, sampai hari ini pihak rekanan dikenakan denda dan uangnya belum dibayar. Kalau belum siap dikerjakan, tetap diberlakukan denda,” kata Martin, Kamis pekan kemarin.
Ditanya berapa besar dana hibah itu, Martin mengaku lupa.
“Itulah, berapa anggarannya saya lupa, mana saya ingat, yang jelas sampai saat ini tetap dikenakan denda,” ujarnya. (KB/rel)