“Bau Asam” Populer Lagi


Medan | KABARBERANDA – Istilah ‘bau asam’ pada beberapa dasawarsa lalu tidak asing terdengar di tengah masyarakat Medan yang mayoritas Melayu Deli.
Di kalangan masyarakat setempat sebutan bau asam lazimnya diucapkan sebagai sindiran terhadap seseorang yang bau badannya menusuk hidung sehingga membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman.
Kalimat ini mengesankan betapa santunnya masyarakat di era itu dalam mengungkapkan perasaan mereka ketika mencium aroma yang membuat mereka terganggu.
Istilah yang sudah lama jarang terdengar ini tiba-tiba terlontar dari ucapan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ketika melakukan silaturrahmi dengan insan pers dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020, di kantor gubernur Sumut baru-baru ini.
Tidak jelas kemana arah sindiran sang gubernur sehingga melepaskan kalimat bau asam tersebut.
Namun tidak tertutup kemungkinan pensiunan jendral bintang tiga itu pernah merasa tidak nyaman mencium aroma dari orang yang berada di sekitarnya.
Edy Rahmayadi dalam menyampaikan pidato di berbagai kesempatan kerap melontarkan sindiran bernuansa canda yang segar, sehingga adakalanya membuat para hadirin tak merasa tersindir dan bahkan malah ikut tertawa.
Uniknya orang nomor satu di Sumut ini dalam menyampaikan ucapan-ucapan bernuansa sindiran halus tersebut terkesan serius dan sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi tertawa.
Dalam momentum memperingati HPN tersebut Gubernur Sumut berharap jajaran insan pers menjadi sosok yang bermartabat dan ikut mendukung program pembangunan.
“Pers adalah mitra kerja pemerintah provinsi Sumut, mari sama-sama ikut berperan dan berkontribusi memajukan daerah ini,” ujarnya.(KB/Nas)