Diduga tak Miliki Izin, Pabrik Pengolahan Bahan Mentah Kosmetik Berdiri “Liar” Di Desa Klumpang Kebun
Hamparan Perak | KABARBERANDA – Pabrik yang memproduksi disebut-sebut pengolahan bahan kosmetik berdiri liar di Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Deliserdang, Sumut. Pabrik tersebut hanya berbentuk home industri, namun produksi yang dihasilkan diekspor ke Shanghai, Cina.
Dari keterangan warga sekitar, pabrik itu berbahan baku Jernang jenis tanaman hutan yang tumbuh liar. Bahan mentah Jernang dikirim dari beberapa daerah lalu dikeringkan diolah menjadi serbuk. Serbuk inilah bahan baku kosmetik dan obat obatan jenis herbal yang diekspor ke luar negeri.
Disaat mengolah Jernang hingga berbentuk serbuk itulah aroma keras menyengat. Bau yang disebarkan begitu tajam dan menusuk hidung. Ada semacam aroma Hio disaat pekerja melakukan pembakaran Jernang.
Di lokasi pabrik pengolahan tak ada terlihat plang apapun, baik nama perusahaan maupun tulisan tentang legalitas pengerjaan. Hanya berbentuk rumah tinggal, di dalam ada kesibukan aktiftas dari Senin sampai Sabtu. Beberapa mesin pengolahan terlihat tersusun, ada sekitar 15 orang yang dipekerjakan. Belum diketahui apakah para pekerja terdaftar di ketenagakerjaan. Belum lagi tentang ijin AMDAL, BPOM dan yang sejenisnya. Disebut sebut bangunan pabrik juga berada di lahan milik PTPN2.
Menurut sumber, pemilik pabrik adalah warga yang tinggal di perumahan Cemara Medan yang dikenal berinisial G. “Sebelum pabrik ini ada, dulunya beroperasi di sekitar Cemara. Namun karena ada penolakan dari warga sekitar, pabrik ini berpindah ke sini. Diekspor ke Shanghai Cina dengan menumpang kontainer milik perusahaan lain. Karena yang kami ketahui pabrik ini belum memiliki ijin ekspor, jadinya cuma numpang muat saja,” kata sumber ini.
Kepastian legalitas yang dimiliki pabrik ini belum diketahui secara pasti sejauhmana kebenarannya. Mengingat sang pemilik warga Cemara itu belum dapat ditemui.
Kades Klumpang Kebun Handayanto juga belum terkonfirmasi, berusaha ditemu Sabtu (03/12/22) di kantornya ia tak berada di tempat. Apa dan bagaimana sebenarnya keberadaan pabrik home industri ini akan metro one kupas lebih dalam. (Red).