Milyaran Dana Pasar Rakyat di Dua Kecamatan Tercecer
Takengon | KABARBERANDA – Pembangunan pasar rakyat di dua Kecamatan di Aceh Tengah sia sia dan hanya menghabiskan anggaran negara. Kedua pasar itu Linge dan Atu Lintang, anggaran milyaran rupiah TA-2019 dumber APBD itu pun tercecer. Kuat dugaan ada masalah terselubung di balik bangunan ini.
Dari pandangan kasat mata bangunan fisiknya tak berkwalitas, sangat kental terindikasi korupsi. Bangunan yang belum terselesaikan itu dibiarkan tak terurus berpotensi jadi sarang hantu.
Pantauan media kabarberanda kondisi pembangunan pasar di Kecamatan Linge dengan anggaran Rp1.090.570.000 ini kondisinya kupak kapik tak terurus, berselemak kotoran hewan. Sedangkan pasar di Kecamatan Atu Lintang, dengan anggaran Rp 956.561.000, juga tanpa perawatan. Meja dagang retak, lantai berdebu dengan kondisi ruang toko dipenuhi coretan tak senonoh.
Pengurus Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Apsindo) cabang Aceh Tengah, Ismail mengatakan, tidak terurusnya kedua pasar yang menggunakan uang rakyat ini terkesan merupakan kelemahan pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Tengah.
“Ada pembiaran terhadap bangunan pasar yang belum difungsikan tersebut. Selain tak terawat, juga kondisi bangunannya sudah sangat memprihatinkan. Butuh biaya tambahan lagi sebelum bangunan ini dapat digunakan. Nah darimana nanti sumber dananya,” kata Ismail.
Dia menambahkan, kondisi pasar yang memprihatinkan menyisakan pertanyaan di tengah masyarakat. Yang mana seharusnya, Disperindag dalam melakukan pengawasan terhadap pekerjaan ini, tidak serta merta menerima bangunan fisik yang diserahkan pihak rekanan.
“Saat kami turun ke lapangan juga ada aduan dari masyarakat sekitar bahwasannya pasar ini, terutama di Atu Lintang kerap dijadikan tempat nongkrong para remaja. Hal ini sangat meresahkan warga setempat. Mereka mendesak secepatnya bangunan ini segera difungsikan,” ungkapnya.
Sementara secara terpisah, Sekretaris Disperindag Aceh Tengah didampingi PPTK Kegiatan Pasar, Turahdi, ketika dikonfirmasi menyebutkan, keberadaan pembangunan pasar telah selesai PHO (anggaran sudah ditarik 100) persen. Namun lantaran masih ada yang kurang dalam pemanfaatan bangunan pasar maka hingga kini belum difungsikan.
“Kami dari dinas sudah mengajukan lanjutan pembangunannya di dua pasar itu. Di TA 2021 setiap kekurangannya akan dibenahi. Kalaupun ada masalah lainnya kami akan turun ke lapangan dan segera menangani jika ada laporan masyarakat terkait pasar yang belum difungsikan ini,” sebut Turahdi. (Erwin.s.a.r)