Februari 17, 2025

Pemkab Karo Tak Bermalu, Jalan Hancur, Warga Petani Di 7 Desa “Sesak Nafas”

0
IMG_20220508_131220

Tanah Karo | KABARBERANDA – Badan jalan yang menghubungkan Ajisiempat – Tigapanah Tanah Karo hancur berkeping keping. Masyarakat petani di tujuh desa yang bergantung di jalan itu “sesak nafas”

Kondisinya jalan alternatif itu seperti tak bertuan, dibiarkan begitu saja tanpa sentuhan perbaikan, memalukan memang. 

Menurut warga setempat, kondisi jalan yang sudah tak layak dilalui itu sudah lama terabaikan. Kesannya Pemkab Karo tak mau ambil pusing, dibiarkan teronggok dalam kondisi yang tak lebih bagus dari sebuah kubangan. Setiap melintah harus pulak nahan nafas aga tak tergelincir, jatuh dan terluka.

Anggota DPRD Sumut Salmon Sumihar Sagala mengaku sangat prihatin. Terlebih jalan itu merupakan jalur penghubung beberapa desa yang tembus ke Tigapanah. “Jalan itu adalah jalan alternatif kota Berastagi – Simpang Ujung Aji – Desa Ajisiempat tembus Tigapanah Kabupaten Karo. Kondisi sudah tak layak untuk dilalui, persisnya di Desa Ajimbelang Kecamatan Tigapanah sangat luluh lantak, hancur-hancuran, sehingga sangat mengganggu arus lalu-lintas. Sewaktu waktu bisa memakan korban jiwa. Masyarakat di Desa Ajimbelang dan 6 desa sekitar juga merasa sangat terganggu memasarkan hasil pertaniannya ke ibukota Kecamatan Tigapanah maupun Kota Berastagi. Bagaimana bisa nyaman warga petani di sana bila kondisi jalan penuh bopeng kehancuran. Lubang bercampur lumpur yang dihadapi, sewaktu waktu makan korban” ujar Salmon Sumihar Sagala kepada Wartawan di Medan, Kamis (5/5/22) pekan kemarin. 

Menurut Sumihar, jalan alternatif itu dulunya dibangun guna mengantisipasi kemacetan di jalur utama Kota Berastagi – Kabanjahe. Tapi saat ini kondisinya sangat tidak layak dilintasi, karena mengalami kerusakan yang sangat parah. Untuk itu, anggota dewan Dapil Karo, Dairi dan Pakpak Bharat ini sangat berharap kepada Pemkab Karo melalui Dinas PUPR segera melakukan perbaikan. Bila terus dibiarkan bisa berakibat terputusnya arus lalu-lintas dari kawasan sentra pertanian itu.

“Jalan itu satu-satunya sarana penghubung masyarakat di tujuh desa, yakni Desa Seberaya, Bertah, Kutajulu, Ajimbelang, Ajijahe, Ajibuhara, dan Desa Ajijulu. Masyarakat di tujuh desa memasarkan hasil pertaniannya ke Berastagi dan Tigapanah. Jadi jalan itu jangan diabaikan begitu saja, kasihan para petani,” ujar Sagala.

Dari pengamatan Salmon di lapangan, jalan alternatif itu benar-benar tidak ada perawatan, tidak memiliki drainase. Bisa dibayangkan bila musim hujan becek dan berlumpur luar biasa. Bila kemarau masyarakat makan abu. “Sangat membutuhkan penanganan serius, sebelum warga marah” ujar Sumihar Sagala. Kadis PUPR Tanah Karo Edward P Sinulingga, ST yang dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp Minggu (8/5/22) siang belum terhubungi, WA nya tak aktif. (Red/Kemit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *