Binjai | KABARBERANDA – Proyek Pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) yang berlokasi di bibir Sungai Bingai Jln. Gatot Subroto, Kelurahan Limau Mungkur Kecamatan Binjai Barat dinilai melenceng dari SOP (Standar Operasional Prosedur).
Pasalnya dalam pengerjaan proyek yang terletak tepat di belakang rumah dinas wali kota Binjai itu merusak 3 rumah warga. Rumah di belantaran sungai karena tanah bibir sungai mengalami abrasi, tergerus air hingga mengakibatkan keretakan parah pada dinding rumah warga.
Dari informasi yang didapat kabarberanda bahwa yang mengerjakan proyek itu adalah Dinas Bina Marga Sumatera Utara yang berkantor di Jl Sakti Lubis Medan .
TPT di Sungai Bingai itu bagian dari Proyek Multy Years yang sudah direncanakan dari bulan November 2022 dengan biaya keseluruhan proyek sebesar Rp 2,7 Triliun yang dikerjakan PT. SMJ (Sumber Mitra Jaya) merupakan program mantan Gubsu Edi Rahmayadi.
Proyek yang tidak memakai plang yang sudah merusak 3 rumah warga itu benar benar menyakitkan. Lantai dan dinding rumah mengalami retak parah dan kamar mandi rumah warga sudah ada yang roboh ke sungai.
Seorang warga yang tinggal di bantaran Sungai Bingai itu bernama Budi mengatakan kalau pembangunan TPT itu adalah permintaan dari masyarakat kepada pemerintah. Menurutnya status tanah yang ditempati mempunyai alas hak yang sah bersurat dari camat.
“Kami tidak tau Dinas PU mana yang mengerjakan, yang jelas bukan PU Binjai, plangnya pun tidak ada kami lihat. Karena penggalian pondasi yang memakai alat berat terlalu dalam hingga terjadi abrasi pada tanah yang tergerus. Proyek TPT hanya sampai pada pemasangan Mal saja karena diterpa banjir hingga Mal yang sudah dipasang hanyut terbawa arus air banjir,” ujarnya.
Yang saya herankan kata Budi, kenapa pihak kontraktor mengerjakan TPT itu pada bulan- bulan sekarang ini, ini kan saatnya hujan dan banjir cukup tinggi, kami khawatir kalau jumlah rumah yang rusak akan bertambah lagi. Bisa bisa rumah pada terjun ke sungai karena debet air banjir sepertinya kian bertambah.
“Dari kerusakan rumah ini saya tidak meminta uang, yang saya harapkan pada pemerintah agar rumah saya yang rusak karena proyek itu tolong di perbaiki, itu saja bang” ujar Budi. (Red)