Sifat Gotong Royong Perlu Ditiru di Era Digitalisasi
Tanah Karo | KABARBERANDA – Bupati karo Terkelin Brahmana, SH, MH meninjau Normalisasi irigasi perladangan Kuta Gugung, Jumat (26/6) pukul 12.30 Wib di desa Sukatendel Kec. Tiga Nderket. Kegiatan peninjauan itu Bupati didampingi Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi, Msi, kadis PUPR Edward Pontianus Sinulingga, kabag umum dan Perlengkapan Hotman Brahmana, kabid Bina Marga Hendra Mitcon Purba, Sekcam tiga nderket Amri Ginting, danramil 06/payung Kapten Inf K. Kista, kapolsek tiga Nderket AKP J
Bangun,
Kegiatan Normalisasi ini menurut Terkelin, dapat terealisasi atas adanya kearifan lokal masyarakat desa Sukatendel dalam mengaplikasikan budaya gotong royong berkolaborasi dengan pihak pemda karo.
Sungguh luar biasa, kekompakan masyrakatnya yang begitu antusias turun satu kampung, baik tua dan muda ,rela bekerja dengan tenaga, tanpa digaji, program ini patut dikembangkan dan ditiru oleh Desa lain, pada zaman era digital ini, sebab sulit sudah kita temui, akibat perkembangan digitalisasi. Kata Terkelin
Sifat gotong royong, kita apreisasi-lah untuk itu teruslah pupuk kebersamaan dan kekompakan seperti zaman nenek moyang kita dulu, semuanya setiap permasalahan di kampung/desa dirembukkan dan dimusyawarahkan dengan keputusan bersama. Tuturnya
“selanjutnya, Terkelin memberikan motivasi semangat kepada masyarakat yang bekerja, dan secara khusus apa yang tidak dapat dikerjakan secara manual oleh manusia, sudah ada alat kita, dioperasionalkan satu unit excavator mini. Sebutnya
Sementara Kades Sukatendel Dewanto perangin Angin, menyampaikan rasa terimaksih atas campur tangan pemda karo, sehingga kegiatan Normalisasi dapat terwujud bersama masyrakat Sukatendel. Ujarnya
Dewanto menyebut, kegiatan gotong royong swakelola ini melibatkan seluruh masyrakat Sukatendel, tidak ada perbedaan, semua diterjunkan perempuan dan pria. Rencana pekerjan sudah dimulai tanggal 21 Juni 2020 dan selesai tanggal 28 Juni 2020. Katanya
Dikesempatan itu, kordinator lapangan(Korlap) Maslan Sukatendel mengaku kegitan Normalisasi ini, untuk menghidupkan kembali saluran irigasi Perjumaan Kuta gugung (perladangan-Red), untuk mengairi pertanian persawahan milik warga desa Sukatendel. Ungkapnya
Menurut Maslan, jarak irigasi dihulu ( sumber mata air) ke hilir sepanjang 500 meter ini sudah hampir 10 tahun tidak berfungsi, akibatnya warga banyak gagal panen dalam bercocok tanak, sebab ketika musim kemarau, air sulit diperoleh, tentu berdampak kepada lahan pertanian masyrakat. Ucapnya
Kedepan, mudah mudahan desa Sukatendel yang terbentang di geografis strategis dengan memiliki luas lahan pertanian (±) 100 haktare, tidak kesulitan lagi memperoleh air, untuk keperluan pengairan ke sawahnya, walaupun dalam Situasi musim kemarau terjadi, ujarnya (KB/SS)