Terkait Teror Bom, Densus 88 Geledah 3 Rumah di Belawan
Petugas gabungan dari Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Densus 88 menggeledah sebuah rumah yang dijadikan tempat pengajian di Jalan Tambak, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, Jumat (15/11) petang. Diduga jemaah pengajian itu terkait dengan aksi teror bom di Mapolrestabes Medan.
Seperti yang dilansir CNN Indonesia, rumah yang digeledah itu merupakan rumah Syarif yang tinggal bersama istrinya, Ainun, dan dua anaknya. Pasangan suami istri itu sudah menempati rumah itu selama lima tahun.
Rumah tersebut berada persis di samping rumah A dan F yang telah diboyong petugas. Tim Inafis dan Labfor juga terlibat dalam penggeledahan ini. Penggeledahan itu menarik perhatian warga. Mereka datang ingin melihat kondisi rumah itu saat didatangi sejumlah petugas.
Salah seorang warga sekitar, Djuhadi (75) mengatakan selama ini, rumah itu sering digelar pengajian dengan sekitar sepuluh atau dua puluh orang yang ikut pengajian. Namun pengajian digelar tertutup. Tamu yang ikut pengajian adalah orang luar, bukan warga sekitar.”Sebelumnya dia juga tinggal bersama mertuanya Iwan dan abang iparnya, Khairuddin. Mereka satu pengajian tapi dua bulan lalu mereka berdua sudah pergi ke Bengkulu,” katanya.
Aktivitas ‘pengajian’ itu sudah berlangsung sejak empat tahun silam. Namun warga tak satupun tahu apa saja yang dibahas selama pengajian itu.
“Kami di sini tak ada yang tahu pengajiannya apa. Gimana, orang tertutup. Pintunya itu ditutup,” jelasnya.
Aktivitas tersebut membuat warga resah. Apalagi belakangan keluarga itu semakin tertutup dan enggan bersosialisasi dengan warga sekitar.
Warga pun melarang penghuni rumah itu untuk beribadah di masjid yang tak jauh dari rumah tersebut. Sebab menurut warga, pengajian yang digelar keluarga itu sudah tak lazim.
“Karena sudah lain pengajiannya. Orang di sini sudah dianggapnya tak ada saja. Di luar kelompok itu dianggapnya kafir,” katanya.
Bahkan saat Lebaran, pasutri itu beribadah di tempat lain. Menurutnya, Syafri dulunya bekerja sebagai penjaga keamanan di Ujung Baru, Belawan. Namun pria itu dipecat karena tak mau menghormat pada bendera.
“Dipecat dia karena tak mau hormat bendera. Adalah beberapa bulan lalu dipecatnya,” katanya.
Terakhir kali dia melihat Syarif pada Rabu (13/11) sore setelah peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Penggeledahan yang dilakukan aparat gabungan tak hanya di rumah Syarif dan Ainun saja. Di Jalan Tambak ada dua rumah lainnya yang juga digeledah.
Rumah-rumah yang digeledah itu diduga merupakan teman pengajian pelaku, Rabbial Muslim Nasution. Beberapa jam setelah penggeledangan, seorang perempuan digelandang petugas.
Lurah Sicanang, Zulkifli mengatakan ada tiga rumah yang digeledah petugas, yakni rumah Syafri, Anto dan Aris. Belum jelas keterkaitan mereka dengan kasus bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan. Informasi yang beredar, mereka diduga teman pengajian Rabbial Muslim Nasution.
“Polisi tidak menjelaskan barang-barang apa saja yang dibawa. Saya hanya mendampingi. Bukan ranah saya untuk bicara,” ungkapnya. (fnr/ayp)